Semoga menjadi
renungan bagi orang tua yang terlalu sibuk bekerja… ^_^
Seorang Ayah
pulang ke rumah dalam keadaan letih di sambut oleh anak lelakinya yg
berusia 7 tahun didepan pintu…
Anak: Ayah,
boleh tidak Arkan bertanya?
Ayah:
“Ya…nak tanya apa ?
anak:
“Berapa pendapatan ayah per jam ?”
Ayah: “Itu
bukan urusan kamu, buat apa kamu sibuk tanya?” si ayah mulai marah karena
merasa lelah.
Anak: “Arkan
tidak tahu ayah. Tolonglah beritahu berapa pendapatan ayah satu
jam bekerja di kantor?” si anak mulai merayu.
Ayah: “Rp
10.000 perjam, memang kenapa?”
Anak: “Oh…”
si anak menjawab sambil tunduk ke bawah. Kemudian memandang wajah ayahnya
sambil bertanya, “Ayah….boleh tidak Arkan pinjam Rp 5000 dari ayah?”.
Si Ayah mulai
menjadi berang dan berkata, ” oh, itu sebabnya kamu tanya
berapa
pendapatan ayah, untuk apa uang sebanyak 5000 ? mau buat beli barang
mainan lagi?
Ayah kerja
capek-capek bukan untuk buang uang sembarangan.
Sekarang
pergi ke kamar dan tidur, sudah lewat jam tidur nih…”
Anak kecil 7
tahun itu terdiam dan perlahan-lahan melangkah kembali ke kamar tidurnya.
Si ayah
duduk di atas sofa dan mulai memikirkan mengapa anaknya yg sekecil itu
memerlukan uang sebanyak itu.
Kira-kira
dua jam kemudian si ayah kembali tenang dan berpikir, kemungkinan anaknya
benar-benar memerlukan uang untuk keperluan di sekolahnya karena anaknya tidak
pernah meminta uang sebanyak itu sebelumnya.
Dengan
perasaan bersalah si ayah melangkah menuju kamar anaknya dan
membuka pintu.
Didapati
anaknya masih belum tidur.
“Kalau kamu
betul-betul perlu uang, nah ambillah Rp 5000 ini”, kata si ayah.
Arkan segera
bangun dan tersenyum girang. “Terima kasih banyak ayah”, katanya begitu
gembira.
Kemudian dia
mencari-cari sesuatu di bawah bantalnya dan mengeluarkan selembar lima ribuan
yg sudah kusut.
Saat di
lihat uang itu oleh ayahnya, si ayah kembali marah. “kenapa kamu minta uang
lagi sedangkan kamu sudah ada uang sebanyak itu? Dan dari mana kamu dapat uang
di bawah bantal itu?” bentak si ayah. Si anak menunduk tidak berani
menatap wajah ayahnya.
“uang ini
Arkan kumpulkan dari uang saku sekolah yang ayah beri tiap hari. Arkan
minta lagi 5 ribu dari ayah sebab uang yang Arkan punya sekarang tidak cukup”,
jawab si anak perlahan.
” Tidak
cukup? memang mau buat beli apa?”, si ayah bertanya balik.
“Ayah,
sekarang Arkan sudah punya 10 ribu. Ayah ambil uang ini.
Arkan mau
beli satu jam waktu dari kerja ayah. Arkan ingin, ayah pulang kerja lebih
awal besok.
Arkan kangen
mau makan malam bersama ayah“, jawab si anak tanpa berani memandang wajah
ayahnya yang terdiam dan hanya merasakan air bening jatuh dari matanya.
Sobat,
sering kita sibuk bekerja dan tidak bisa membagi waktu untuk orang-orang yang
kita sayangi.
waktu yang
berlalu tidak akan mungkin kembali dan terulang lagi ……
sumber : http://fadlibae.wordpress.com/2011/12/17/harga-sebuah-waktu/