Selasa, 12 Desember 2017

Kerja Sama yang Tidak Patut Ditiru

Kerja Sama yang Tidak Patut Ditiru
( Guru Lokal dan Peserta Didik )
1.  Pembuka
Pada suatu musim panas yang aneh, dan gerah. Pada suatu musim panas ketika mereka menghukum mati anak anak menggunakan pasangan angka. Aku tidak tahu kenapa aku ada di Halmahera.
Pagi itu sekitar pukul 05.40 WIT sesaat setelah bangun dari tidur, aku di kejutkan dengan daratan yang seakan tak berpenghuni dan sangat asing untuk kedua bola mata ini. Bagaimana tidak, ketakutan yang kurasakan bersama dengan dua orang yang mungkin akan jadi teman ataupun sahabat selama 7 jam di atas perahu itu membuatku tidak bisa berfikir secara jernih lagi. Matahari pun mulai menunjukkan kekuatannya untuk memancarkan cahaya nya, sehingga deretan rumah yang berada di pesisir pantai itu mulai terlihati.
Setelah menginjakkan kaki pertama kali di pasir tersebut, aku terkejut oleh sambutan hangat yang di berikan salah seorang bapak tua. Bapak itu mengulurkan tangan memberikan salam kepadaku seakan ingin bersahabat. Koper kami pun mulai di angkut oleh orang-orang yang sedikit berbeda dengan kami mulai dari warna kulit, rambut dan hidung yang agak mancung.
Selangkah demi selangkah kaki ini mulai merasakan batu kerikil yang sedikit mengganggu pijakan kaki .Tak lupa pandangan pun ku lemparkan ke arah kabel listrik saat itu. Ya maklum saja, daerah ini terbilang pelosok yang jauh dari gemerlap perkotaan.
Tak kusangka saat itu, kepala sekolah yang menjemput kami  berhasil memberikan harapan besar kepada kami. Di katakan berbohong, tapi tidak kok. Hehe.... saat itu sebelum saya mengiyakan untuk ikut ke desa beliau, saya bertanya yang mungkin tidak usah di pertanyakan lagi dengan pertanyaan ( Pak, kataku sambil menatap beliau..iya kata beliau...berapa lama perjalanan ke desa ? apakah ada listrik ? Sinyal ?, sontak beliau menjawab sekitar 6-7 jam nak. Listrik dan sinyal ada kok. Wahhh ... dalam hati berkata “mantaplah”. ) .