Senin, 14 April 2014

Kisah Hakim Mulia dan Seorang Nenek


Suatu hari di ruang sidang pengadilan, hakim Arifin duduk tercenung menyimak tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap seorang nenek renta yang dituduh mencuri 3 buah singkong, nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit dan cucunya menangis kelaparan,dia bingung tidak punya uang untuk membeli makan apalagi obat dan tidak ada secuil makananpun untuk dimakan, namun... Manajer PT ANTAH BRANTAH  tetap pada tuntutannya, agar menjadi contoh bagi warga lainnya. Hakim Arifin menghela nafas, dia memutus diluar tuntutan JPU, “ Maafkan saya ... “,katanya sambil memandang nenek itu, “Saya tidak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum,hukum harus ditegakkan, jadi anda  harus dihukum.

Kisah Nyata Cinta Kasih Seorang Nenek



Kisah nyata ini sangat mengharukan dan patut kita ambil sebagai renungan. Kisah ini saya dapat dari 'broad-cast' sdr. Eric Darwin di Facebook yang linknya saya dapatkan dari istri. Berikut ini kisahnya.

Suatu siang hari terlihat seorang nenek berulangkali menekan tombol rice cooker tetapi tidak berhasil menyalakannya. Lalu nenek ini berjalan tergopoh-gopoh masuk ke kamarnya. Di dalam kamar sang nenek merapikan rambutnya yang sudah putih dan mengganti baju. Berulangkali sang nenek harus membuka kembali kancing bajunya karena keliru memasangnya sehingga kadang sebelah kiri yang menjadi lebih tinggi atau sebaliknya. Akhirnya semua bisa terkancing rapi sesuai urutan kancing bajunya. Setelah itu nenek berjalan keluar kamar.

Kisah Seorang Nenek Penjual tempe


Tuhan selalu punya jawaban atas doa seseorang. Jawaban doa itu bisa iya, bisa tidak, atau.. Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk umat-Nya, seperti dalam kisah berikut ini.

Di sebuah pinggir kota, hidup seorang nenek yang hidup seorang diri. Untuk dapat menyambung hidup, nenek tersebut berjualan tempe setiap hari. Pada suatu hari, sang nenek terlambat memberi ragi, sehingga tempe tidak matang tepat pada waktunya. Saat daun pisang pembungkus tempe dibuka, kedelai-kedelai masih belum menyatu. Kedelai tersebut masih keras dan belum menjadi tempe.

Hati sang nenek mulai menangis. Apa yang harus dilakukan? Jika hari ini dia tidak bisa menjual tempe tersebut, maka dia tidak akan dapat uang untuk makan dan membeli bahan tempe untuk esok hari. Dengan air mata yang masih mengalir, sang nenek mengambil wudhu lalu salat Subuh di rumahnya yang sangat kecil dan memprihatinkan.